Contents
- 1 Awal Kenal dengan Kepiting Balado — Dari Rasa Takut Jadi Ketagihan
- 1.1 Kenapa Kepiting Balado Jadi Buruan Pecinta Kuliner?
- 1.2 Resep Kepiting Balado ala Dapur Sendiri (Anti Ribet!)
- 1.3 Tips Menikmati Kepiting Balado Biar Nggak Bikin Frustasi
- 1.4 Apa Kata Para Pecinta Kuliner tentang Kepiting Balado?
- 1.5 Kepiting Balado dan Kenangan Makan Bareng Keluarga
- 1.6 Kesimpulan dan Sedikit Curhat
- 2 Author
Kalau ada satu makanan yang bisa bikin aku rela duduk lama, tangan belepotan, bahkan sampai mikir dua kali sebelum garuk kepala karena takut sambelnya kena mata… itu adalah kepiting balado. Serius, makanan ini bukan cuma soal rasa pedas yang nendang, tapi juga soal pengalaman makan yang penuh tantangan tapi memuaskan banget.
Awal Kenal dengan Kepiting Balado — Dari Rasa Takut Jadi Ketagihan
Pertama kali aku nyobain culinery kepiting balado tuh jujur aja, agak ragu. Aku ini bukan tipe yang langsung gas makan kepiting, apalagi yang harus diulek-ulek dulu. Ribet, pikirku waktu itu. Tapi gara-gara diajak temen kulineran ke warung seafood pinggir jalan di daerah Muara Karang, akhirnya aku nyoba juga cookpad.
Dan… boom. Begitu suapan pertama masuk, aku langsung mikir, “Kenapa hidupku baru mulai sekarang?”
Rasanya… gila sih. Daging kepiting yang manis itu berpadu dengan sambal balado yang pedas, gurih, dan sedikit asam dari tomat. Setiap serat dagingnya tuh kayak meresap bumbu banget. Apalagi pas nemu bagian capit besar yang isinya penuh — itu surga dunia.
Tapi ya, makan kepiting balado nggak bisa elegan. Kalau kamu pengen gaya atau jaim, mending makan salad aja deh. Ini tuh makanan yang harus disantap dengan seluruh jiwa dan raga.
Kenapa Kepiting Balado Jadi Buruan Pecinta Kuliner?
Kepiting balado itu ibarat selebriti di dunia seafood pedas. Bukan cuma di restoran mahal, makanan ini juga jadi primadona di warung tenda, bahkan di dapur rumahan.
Kenapa? Nih alasannya:
Rasa kompleks – Perpaduan antara manisnya kepiting dan pedasnya balado itu nggak bisa ditiru makanan lain.
Tekstur daging – Lembut tapi ada gigitan, juicy tapi tetap padat. Kepiting tuh punya tekstur yang beda dari seafood lain.
Proses makannya – Ada keseruan tersendiri pas ngupas cangkangnya. Kayak ada reward di ujung perjuangan.
Status “luxury” – Buat sebagian orang, makan kepiting itu mewah. Jadi pas balado disandingkan dengan kepiting, rasanya seperti merayakan sesuatu.
Aku pernah ngobrol sama tukang seafood langganan. Katanya, menu kepiting balado sering paling cepat habis. “Orang kalau udah suka, balik lagi. Meski mahal dikit, mereka tetap pesan,” katanya sambil bersihin kepiting hidup.
Dan iya sih, aku relate banget.
Resep Kepiting Balado ala Dapur Sendiri (Anti Ribet!)
Oke, aku tahu banyak dari kalian mikir, “Males ah bikin sendiri, ribet!” Tapi percayalah, setelah beberapa kali coba resep ini, aku sekarang malah suka masak sendiri. Soalnya lebih hemat, dan bisa pilih tingkat pedas sesuai selera. Berikut resep kepiting balado rumahan yang udah aku pakai berkali-kali:
Bahan Utama:
2 ekor kepiting ukuran sedang (rebus, lalu potong dua)
Minyak goreng secukupnya
Garam, gula, kaldu jamur (opsional)
Air jeruk nipis buat rendam (hilangin bau amis)
Bumbu Halus:
10 cabai merah keriting
5 cabai rawit merah (kalau suka super pedas, tambah)
7 siung bawang merah
4 siung bawang putih
2 buah tomat merah
Langkah-Langkah:
Cuci bersih kepiting, rebus sebentar sampai setengah matang, tiriskan.
Tumis bumbu halus pakai minyak agak banyak, biar nggak gosong.
Tambahkan garam, gula, dan sedikit kaldu jamur. Aduk rata sampai harum dan berminyak.
Masukkan kepiting, aduk sampai bumbu merata.
Tambahkan sedikit air, tutup dan masak hingga bumbu meresap (sekitar 15-20 menit).
Selesai. Gampang kan? Meskipun nggak seprofesional chef, rasanya tetap bisa bikin lidah joget.
Tips dariku: masaknya jangan buru-buru. Bumbu balado itu perlu waktu biar “matang” sempurna. Dan pastiin minyaknya cukup ya, jangan pelit.
Tips Menikmati Kepiting Balado Biar Nggak Bikin Frustasi
Gue pernah tuh makan kepiting balado pakai sendok garpu. Ya ampun… itu salah satu keputusan terbodoh dalam hidupku. Jadi biar lo nggak mengulangi kesalahan gue, nih tips menikmati kepiting balado:
Gunakan tangan! Serius, ini bukan makanan buat orang yang takut kotor. Siapkan tisu basah dan air jeruk buat bersihin tangan.
Siapkan alat pencapit atau palu kecil – Buat yang pengen lebih efisien, beli alat pemecah cangkang. Kalau nggak, ulekan juga bisa (asal pelan-pelan).
Makan bareng nasi panas – Ini penting! Nasi panas tuh penyeimbang sempurna buat rasa pedas dan gurih balado.
Minum es teh tawar, bukan manis – Teh tawar bantu netralin rasa pedas, sementara teh manis bisa bikin eneg.
Dan yang paling penting: nikmatin proses makannya. Jangan buru-buru. Kepiting balado tuh bukan fast food. Ini makan dengan meditatif. Setiap capit ada misterinya.
Apa Kata Para Pecinta Kuliner tentang Kepiting Balado?
Aku suka iseng baca-baca review kuliner di Twitter dan TikTok. Dan lucunya, kepiting balado tuh sering banget muncul di konten “mukbang” atau review seafood all-you-can-eat.
Banyak yang bilang, meski makannya ribet, tapi kepuasan makan kepiting balado tuh unmatched. Bahkan ada food vlogger yang bilang gini:
“Kalau lagi bad mood, gue pesen kepiting balado. Capek ngupas, tapi rasa pedesnya tuh kayak mind-blowing. Mood langsung naik.”
Ada juga yang bilang, makan kepiting balado itu kayak relationship. Harus sabar, harus effort, tapi worth it. Kocak sih, tapi bener juga!
Oh iya, kalau kamu lagi di daerah pesisir atau kota besar kayak Jakarta, Surabaya, Medan — biasanya gampang nemuin resto yang jualan menu ini. Tapi buatku, versi rumahan tetap jadi juara. Karena bisa disesuaikan level pedasnya.
Kepiting Balado dan Kenangan Makan Bareng Keluarga
Kalau aku boleh jujur, makan kepiting balado itu bukan cuma soal rasa, tapi juga soal kenangan. Ada satu momen yang nggak pernah aku lupa.
Waktu itu lebaran tahun 2019, keluarga besar ngumpul di rumah nenek di Pekanbaru. Biasanya kita makan opor dan rendang, tapi entah kenapa waktu itu tanteku bawa sepanci besar kepiting balado — lengkap dengan bumbunya yang menggila dan aroma yang bikin semua orang kelaparan bahkan sebelum duduk.
Tanteku emang jago masak. Tapi yang paling ngena dari momen itu bukan cuma makanannya, tapi cara kita makan bareng-bareng, rebutan bagian favorit (aku tim capit gede), sambil ketawa-tawa dan saling bantuin buka cangkang. Makanannya messy, tapi suasananya hangat.
Sejak saat itu, kepiting balado selalu jadi semacam pengikat antaranggota keluarga. Kita nggak butuh makanan mahal atau restoran fancy. Cukup sepiring nasi panas, tangan belepotan sambel, dan keluarga yang ramai.
Mungkin kamu juga pernah ngalamin momen semacam itu ya? Makanan yang bikin kita ngerasa “rumah”.
Kesimpulan dan Sedikit Curhat
Kalau ditanya, apa makanan yang selalu bikin aku pengen nambah meski udah kenyang? Jawabannya pasti: kepiting balado.
Pengalaman makannya itu loh… bener-bener lengkap. Dari proses rebus, ngeracik bumbu, sampai ngupas satu per satu bagian dagingnya. Aku jadi belajar soal kesabaran, dan ternyata, itu juga berlaku dalam hidup. Hal yang nikmat itu sering kali butuh usaha.
Dan yes, makan kepiting balado emang agak kotor, makan waktu, bahkan kadang bikin bibir bengkak kalau kepedesan. Tapi itu semua sepadan. Rasanya bikin hati hangat — terutama kalau disantap rame-rame bareng keluarga atau temen.
Baca juga artikel menarik lainnya tentang Gabing: Cerita Aku Ketemu Makanan Unik dari Pelepah Kelapa Muda disini