Contents
- 1 Awalnya Saya Nggak Merasa Punya Masalah
- 1.0.1 Saya Coba Catat Pengeluaran. Dan Kaget Sendiri.
- 1.0.2 Salah Kaprah tentang Perencanaan Keuangan
- 1.0.3 5 Langkah Awal Saya Memulai Perencanaan Keuangan
- 1.0.4 1. Punya Tujuan Finansial Jelas
- 1.0.5 2. Bikin Anggaran Bulanan (Budgeting)
- 1.0.6 3. Pisahkan Rekening
- 1.0.7 4. Bayar Diri Sendiri Duluan
- 1.0.8 5. Lacak & Evaluasi Tiap Minggu
- 1.0.9 Tantangan Terbesar? Godaan Lifestyle & Teman-Teman
- 1.0.10 Kesalahan yang Saya Pelajari dengan Mahal
- 1.0.11 ❌ Nunda Punya Dana Darurat
- 1.0.12 ❌ Gak Asuransi
- 1.0.13 ❌ Overinvestasi
- 1.0.14 Tools dan Aplikasi yang Bantuin Saya
- 1.0.15 Mindset Baru: Uang Bukan Musuh, Tapi Alat
- 1.0.16 Tips Sederhana Buat Kamu yang Mau Mulai
- 1.0.17 Penutup: Merdeka Finansial Dimulai dari Langkah Kecil
- 1.1 Author
Perencanaan Keuangan, dulu saya merasa baik-baik aja soal keuangan. Tiap bulan gajian, bisa makan enak, nongkrong, jajan online. Hidup kayak nggak ada beban. Tapi lama-lama, kok makin kerasa ya? Gaji naik, tapi rasanya tetap mepet.
Puncaknya?
Suatu hari saya ditolak kartu debit di kasir. Ternyata saldo tinggal Rp12.500. Padahal baru tanggal 18.
Itu momen pertama kali saya nanya ke diri sendiri:
“Ke mana perginya uang saya selama ini?”
Awalnya Saya Nggak Merasa Punya Masalah
Saya Coba Catat Pengeluaran. Dan Kaget Sendiri.
Waktu itu saya download aplikasi Perencanaan Keuangan buat nyatet pengeluaran. Awalnya ribet, males, tapi saya paksa diri 30 hari aja konsisten.
Hasilnya?
Makan di luar: Rp1.200.000
Ngopi cantik: Rp500.000
Grab & Gojek: Rp800.000
Langganan streaming: 5 aplikasi 🤯
Saya kaget. Saya kira saya hemat. Tapi kenyataannya? Saya cuma gak sadar.
Salah Kaprah tentang Perencanaan Keuangan
Dulu saya pikir perencanaan keuangan itu buat:
Orang kaya
Orang yang udah nikah
Orang yang pinter akuntansi
Padahal nyatanya:
“Perencanaan keuangan itu buat orang yang pengin hidup lebih tenang, bukan buat yang udah mapan.”
Saya yang hidup ngepas justru paling butuh perencanaan, biar nggak stres terus akhir bulan.
5 Langkah Awal Saya Memulai Perencanaan Keuangan
Setelah sadar saya perlu berubah, saya mulai dari hal kecil. Nggak langsung pakai spreadsheet ribet, cukup dari HP dan kebiasaan baru.
1. Punya Tujuan Finansial Jelas
Saya tulis:
Dana darurat
Liburan tahunan
Beli laptop baru
Nikah (walau belum tau sama siapa 😅)
Tujuan ini bikin saya semangat ngatur uang. Karena ada “kenapa” di balik setiap pengeluaran dan tabungan.
2. Bikin Anggaran Bulanan (Budgeting)
Saya pakai metode 50:30:20:
50% kebutuhan pokok (makan, sewa, listrik)
30% keinginan (nongkrong, nonton)
20% tabungan & investasi
Ternyata gampang banget asal rutin dicek tiap minggu.
3. Pisahkan Rekening
Saya buka 3 rekening:
Rekening utama (buat penghasilan masuk)
Rekening kebutuhan tetap
Rekening tabungan (gak dikasih kartu ATM)
Cara ini ampuh biar gak “kecolongan” belanja dari tabungan.
4. Bayar Diri Sendiri Duluan
Setiap habis gajian, saya langsung transfer 20% ke tabungan, bukan nunggu “sisa bulan”. Karena faktanya… sisa itu seringnya nggak ada 😬
5. Lacak & Evaluasi Tiap Minggu
Saya luangin waktu 10–15 menit setiap Minggu malam buat review pengeluaran. Jadi bisa tau harus rem di mana.
Tantangan Terbesar? Godaan Lifestyle & Teman-Teman
Satu hal yang berat banget: FOMO.
Teman ngajak staycation, promo e-commerce, flash sale, semua rasanya kayak wajib dibeli. Apalagi zaman sekarang algoritma bikin semua iklan keliatan “pas buat kamu”.
Tapi saya bikin sistem:
Punya “uang jajan impulsif” dalam budget
Pakai aturan 24 jam: kalau masih pengen besok, baru beli
Unsubscribe dari email promo 😄
Yang paling membantu? Ngobrol sama teman yang juga lagi belajar ngatur Perencanaan Keuangan. Jadi gak merasa sendiri.
Kesalahan yang Saya Pelajari dengan Mahal
❌ Nunda Punya Dana Darurat
Saya baru sadar pentingnya setelah kena sakit dan harus bayar sendiri. Sekarang saya target 3–6x pengeluaran bulanan sebagai dana darurat.
❌ Gak Asuransi
Saya pikir itu cuma buat orang tua. Ternyata, asuransi kesehatan bisa nyelametin Perencanaan Keuangan waktu darurat. Sekarang saya punya yang basic tapi cukup, dikutip dari laman resmi CIMB Niaga.
❌ Overinvestasi
Pernah terlalu semangat masukin semua uang ke reksadana dan saham. Pas butuh cash, terpaksa jual rugi. Likuiditas itu penting.
Tools dan Aplikasi yang Bantuin Saya
Money Lover / Catatan Perencanaan Keuangan → buat tracking harian
Google Sheets → buat budgeting dan rencana jangka panjang
Bibit / Ajaib / Bareksa → buat investasi kecil-kecilan
Jenius / Digibank → buat buka rekening terpisah dengan mudah
Nggak harus canggih. Yang penting kamu tahu uang kamu lari ke mana.
Mindset Baru: Uang Bukan Musuh, Tapi Alat
Setelah lebih dari 1 tahun coba disiplin, saya lihat perubahan besar:
Nggak panik akhir bulan
Bisa bantu keluarga tanpa mikir dua kali
Bisa belanja tanpa rasa bersalah
Punya tabungan dan rencana liburan
Saya bukan jadi orang kaya. Tapi saya jadi lebih lega dan tenang secara mental. Dan itu priceless.
Tips Sederhana Buat Kamu yang Mau Mulai
Mulai dari catat pengeluaran 1 minggu aja
Jangan mikir harus langsung rapi dan perfect
Punya tujuan keuangan kecil-kecil dulu
Ngobrol soal uang sama pasangan / keluarga
Ingat: gak semua orang harus tahu Perencanaan Keuangan kamu, tapi kamu harus tahu pasti
Penutup: Merdeka Finansial Dimulai dari Langkah Kecil
Kalau kamu sering ngerasa “kok gaji habis mulu” — kamu gak sendiri.
Saya pernah ada di titik itu, dan bisa bilang dengan jujur:
“Perencanaan keuangan bukan buat ngatur-ngatur kamu, tapi biar kamu punya kontrol penuh atas hidupmu.”
Bukan soal jadi kaya. Tapi soal punya pilihan.
Baca Juga Artikel dari: Side Hustle: Pengalaman Gue Cari Uang Tambahan Tanpa Resign
Baca Juga Konten dengan Artikel Terkait Tentang: Bussiness