Gabing: Cerita Aku Ketemu Makanan Unik dari Pelepah Kelapa Muda

Waktu pertama kali dengar kata gabing, aku mikirnya itu nama orang. Serius! Nggak kepikiran sama sekali kalau itu ternyata makanan. Dan bukan sembarang makanan, tapi hidangan khas dari pelepah kelapa muda. Bayangin aja, pelepah culinery kelapa, yang biasanya kita buang atau jadikan sapu, ternyata bisa disulap jadi makanan lezat.

Awalnya aku nemu gabing pas lagi liburan ke daerah pesisir. Teman di sana ngundang aku makan wikipedia malam di rumah keluarganya. Nah, di situ ada satu mangkuk berisi semacam sayur berkuah, warnanya putih keabu-abuan, ada potongan yang mirip rebung tapi lebih halus. Katanya, itu gabing.

Aku kaget. Tapi karena udah terlanjur duduk dan semua orang nunggu aku makan, ya udah, aku cicip. Eh… ternyata enak banget! Lembut, gurih, ada rasa santan yang nendang, plus sedikit aroma khas yang unik banget.

Gabing Itu Apa Sih? Ini Bukan Sayur Biasa

Oke, jadi gabing itu sebenarnya bagian dari pelepah kelapa muda. Bagian dalamnya, yang masih lunak dan lembut, diiris tipis lalu dimasak, biasanya dengan santan dan rempah-rempah sederhana. Di Filipina, gabing cukup umum ditemui di daerah pedesaan, terutama saat musim panen kelapa.

Gabing

Yang unik dari gabing itu teksturnya. Nggak seperti singkong, nggak seperti talas, tapi juga bukan rebung. Lebih halus, tapi tetap punya “gigitan”. Rasanya pun netral, jadi cocok banget kalau disandingkan dengan kuah gurih atau pedas. Bahkan kadang dicampur ikan kering biar makin sedap.

Oh iya, hati-hati juga. Kalau nggak diolah dengan benar, gabing bisa bikin gatal di tenggorokan karena kandungan kalsium oksalat-nya. Tapi tenang, biasanya cukup direbus dua kali atau direndam dulu air garam, masalah itu beres.

Pengalaman Masak Gabing Sendiri: Antara Nekat dan Nggak Mau Kalah

Karena penasaran, pas pulang ke rumah, aku niat banget cari bahan buat masak gabing. Nggak gampang, jujur aja. Cari pelepah kelapa muda itu nggak kayak beli cabai di pasar. Aku sampai nanya ke tukang kelapa langganan, “Mas, punya pelepah muda nggak?” Dia bengong.

Akhirnya aku dapet juga dari tetangga yang punya pohon kelapa di belakang rumah. Katanya, “Ambil aja, asal jangan sampai pohonnya tumbang.” Deal!

Gabing

Proses ngolahnya ternyata ribet juga. Harus hati-hati ngupas kulit luar, ambil bagian dalam yang putih lembut itu. Terus aku rendam semalaman pakai air garam. Baru besoknya aku masak pakai santan, bawang putih, serai, dan daun salam. Tambah ikan teri biar ada rasa umami-nya.

Hasilnya? Yah, buat ukuran pertama kali, lumayanlah. Tapi jujur, masih kalah jauh dari yang dimasakin keluarga temanku kemarin. Tapi dari situ aku belajar, kesabaran dan teknik itu kunci kalau masak bahan tradisional yang nggak biasa.

Tips Buat Kamu yang Pengen Coba Gabing

Kalau kamu juga penasaran atau pengen coba gabing, ini beberapa hal yang aku pelajari dari pengalaman (dan kesalahan) aku:

  1. Pilih pelepah yang benar-benar muda. Jangan asal ambil dari pohon, karena kalau terlalu tua, keras dan pahit.

  2. Rendam dulu semalaman. Ini penting banget buat ngilangin rasa gatal.

  3. Rebus dua kali. Setelah direndam, rebus sebentar, buang airnya, baru masak beneran.

  4. Masak bareng santan dan rempah. Gabing itu netral, jadi bumbunya harus kuat biar rasanya nendang.

  5. Eksperimen. Bisa dicampur daging asap, ikan teri, bahkan tempe. Kreatif aja.

Kenapa Gabing Layak Dikenal Lebih Luas?

Di zaman sekarang, makanan tradisional kayak gabing ini mulai jarang dikenal, apalagi di kota-kota besar. Padahal, ini bentuk kekayaan budaya yang nggak bisa dibeli. Rasanya unik, bahan bakunya lokal, dan cara masaknya penuh cerita.

Gabing

Gabing juga bisa jadi pilihan menu sehat, lho. Karena tinggi serat, rendah kalori, dan bisa jadi alternatif sayuran buat yang bosen sama kangkung dan bayam.

Aku jadi mikir, kenapa nggak coba menghidupkan resep-resep lama yang hampir punah kayak gini? Selain menjaga tradisi, kita juga bisa nemu rasa-rasa baru yang nggak mainstream.

Kesimpulan: Gabing Bukan Sekadar Makanan, Tapi Cerita

Setelah nyobain gabing dan belajar masak sendiri, aku sadar satu hal: makanan itu bukan cuma soal rasa. Tapi juga cerita, proses, dan perasaan yang datang saat kita menikmati atau memasaknya.

Gabing ngajarin aku buat lebih sabar, lebih menghargai bahan-bahan sederhana, dan berani coba hal yang di luar kebiasaan.

Kalau kamu suka eksplorasi kuliner, jangan cuma cari yang hits di TikTok. Coba deh tengok warisan nenek moyang yang tersembunyi kayak gabing ini. Siapa tahu, kamu jatuh cinta sama yang sederhana tapi penuh makna.

Baca Juga Artikel Ini: Ikan Selar Bakar: Resep Masakan yang Bikin Lidah Joget 2025

Author