Contents
- 0.1 Apa Sih Japandi Itu? (Biar Nggak Sok-sokan Tapi Nggak Tahu Arti)
- 0.2 Kesalahan Awal Waktu Ngerombak Kamar: Jangan Diulangin, Plis
- 0.3 Langkah Demi Langkah Bikin Kamar Japandi Versi Aku
- 0.4 Tips Praktis Kalau Budget Pas-pasan (Pengalaman Sendiri Juga Nih)
- 0.5 Manfaat yang Aku Rasain Sejak Punya Kamar Japandi
- 0.6 Kesimpulan dari Petualangan Japandi-ku
- 1 Author
Desain Kamar Japandi Jadi gini, aku tuh dulu tipe orang yang dekor kamar asal-asalan. Selama ada tempat tidur, meja kerja, dan colokan deket kasur, udah beres. Tapi entah kenapa, makin ke sini, aku mulai ngerasa kayak “hidup gue berantakan banget ya?” cuma gara-gara… isi kamar. Serius. Kamar aku tuh penuh barang, warnanya tabrakan, dan Lifestyle tiap masuk rasanya malah makin stres.
Sampai akhirnya, waktu lagi wikipedia scroll Pinterest sambil nunggu laundry kelar, aku nemu istilah Japandi. Awalnya kukira typo dari “Japanese Candy”, tapi ternyata ini singkatan dari “Japanese” dan “Scandinavian”. Dan pas aku lihat foto-fotonya… gila sih, clean, adem, dan teratur banget. Rasanya kayak bisa napas lebih lega cuma karena lihat ruangan itu.
Akhirnya aku mutusin buat total makeover kamar dengan gaya Japandi ini. Dan dari situ, hidupku—dan suasana hati tiap bangun tidur—pelan-pelan berubah.
Apa Sih Japandi Itu? (Biar Nggak Sok-sokan Tapi Nggak Tahu Arti)
Oke, singkat aja ya.
Japandi itu gabungan dua filosofi desain:
- Jepang yang suka ketenangan, kesederhanaan, dan nilai “wabi-sabi” (keindahan dalam ketidaksempurnaan).
- Skandinavia yang fokus pada kenyamanan, kehangatan, dan fungsionalitas alias hygge vibes.
Dua-duanya punya elemen minimalis, tapi bukan minimalis yang kaku atau dingin. Japandi itu lebih ke less is more tapi dengan sentuhan hangat. Warnanya biasanya netral—putih, krem, coklat muda, abu-abu lembut. Terus banyak unsur kayu alami, cahaya natural, dan tanaman hijau.
Kesalahan Awal Waktu Ngerombak Kamar: Jangan Diulangin, Plis
Waktu mulai nerapin desain kamar Japandi, aku pikir tinggal beli furniture warna netral, buang barang nggak penting, terus jadi deh. Ternyata nggak semudah itu, Ferguso.
Kesalahan pertama: beli rak kayu murah yang ternyata… terlalu oranye warnanya. Padahal tone Japandi tuh harus natural, earthy, bukan yang mencolok. Rak itu bikin semua vibe jadi “off”.
Kesalahan kedua: terlalu semangat decluttering sampai buang semua pajangan. Eh, jadi kayak kamar kos kosong sebelum pindahan.
Pelajarannya? Japandi bukan berarti kosong total. Tapi lebih ke memilih elemen yang meaningful dan calming. Kayak misalnya, satu lukisan berbingkai kayu, bukan tujuh poster random dari event kampus.
Langkah Demi Langkah Bikin Kamar Japandi Versi Aku
Ini versi nyata dari makeover kamarku, disesuaikan dari referensi desain Japandi yang kupelajari:
1. Cat Dinding: Ganti dari Biru Cerah ke Putih Gading
Dulu aku suka banget cat biru langit—kesannya ceria. Tapi ternyata bikin silau dan susah matching furniture. Sekarang aku pakai cat putih gading, hasilnya lebih adem, lebih fleksibel buat dikasih aksen apapun.
Kalo kamu mau alternatif, warna greige (grey + beige) juga cocok banget buat Japandi.
2. Furniture Kayu Terang dan Fungsional
Aku pilih tempat tidur dengan rangka kayu rendah, ala futon Jepang. Meja kerja juga dari kayu pinus tanpa finishing mengilap. Simpel tapi elegan. Hindari ukiran atau furniture bulky. Pilih yang ramping dan serbaguna.
Contoh: aku pakai bangku kecil dari rotan yang bisa jadi tempat duduk sekaligus tempat naruh tas.
3. Pencahayaan: Cahaya Natural is the King
Ini sih game changer. Aku geser tempat tidur ke deket jendela. Terus beli tirai tipis warna putih yang bisa nerima cahaya pagi. Percaya deh, bangun pagi jadi lebih semangat.
Kalau malam, aku nggak pakai lampu putih terang. Ganti dengan lampu meja bohlam kuning, efeknya langsung cozy banget.
4. Tekstil Lembut dan Hangat
Jangan lupa elemen tekstil ya. Japandi itu juga tentang rasa nyaman.
Aku ganti sprei jadi warna krem, bantal-bantal netral, dan tambahin satu selimut rajut di ujung kasur. Karpet juga ganti ke warna coklat muda, motif simpel. Rasanya pengen rebahan terus.
5. Tanaman Indoor Kecil
Buat yang nggak jago rawat tanaman, kayak aku, pilih yang gampang dirawat. Aku pakai snake plant dan monstera mini. Taruh di pojok meja atau dekat jendela. Selain adem diliat, katanya juga bantu bersihin udara.
Tips Praktis Kalau Budget Pas-pasan (Pengalaman Sendiri Juga Nih)
Desain Japandi itu bukan soal mahal. Tapi soal selektif.
Aku waktu itu modal makeover cuma 1 juta lebih dikit. Ini beberapa trik yang ngebantu:
- Cari furniture second hand atau marketplace lokal. Banyak banget meja kerja minimalis yang masih bagus dengan harga setengah dari baru.
- DIY rak dinding dari papan kayu bekas. Beli bracket besi doang. Hasilnya? Estetik maksimal.
- Jangan beli banyak barang sekaligus. Mulai dari cat dan satu atau dua furniture penting dulu. Sisanya menyusul pelan-pelan.
Japandi itu proses. Bukan langsung jadi kayak showroom IKEA. Dan justru itu yang bikin seru!
Manfaat yang Aku Rasain Sejak Punya Kamar Japandi
Aku nggak mau lebay, tapi serius… perubahan desain kamar ini berpengaruh banget ke mood dan produktivitasku.
- Tidur lebih nyenyak karena nuansanya tenang, nggak terlalu ramai.
- Lebih gampang bersih-bersih. Karena barangnya sedikit dan fungsional.
- Lebih betah di kamar. Ini penting banget, apalagi buat yang kerja dari rumah kayak aku.
- Nggak impulsif belanja dekor. Karena aku jadi lebih mikir sebelum beli, “Ini cocok sama konsep Japandi-ku nggak ya?”
Kesimpulan dari Petualangan Japandi-ku
Kalau kamu lagi ngerasa sumpek tiap liat kamar sendiri, mungkin udah saatnya nyoba Japandi. Bukan cuma buat estetika, tapi buat kedamaian mental juga. Apalagi kalau kamu suka gaya hidup minimalis yang tetap hangat dan nyaman.
Nggak perlu langsung sempurna. Mulai dari satu sudut kecil aja. Satu rak. Satu warna dinding. Satu lampu hangat. Lama-lama, kamu akan ngerasa… “oh iya, ini nih kamar yang gue banget.”
Baca Juga Artikel Ini: Marshmallow: Manisnya Bikin Nagih, Tapi Risikonya Ngeri-ngeri Sedap!